Sabtu, 11 April 2009

Kalangan atas dan Bawah

Shaisho Aiko. Putri bungsu penerus generasi Shaisho yang ke 3. Dia terlahir di kalangan atas, sedangkan Shaisho Keiko.. putri pertama dari keluarga Shaisho juga:), hanya saja dia terlahir atas kandidat keturunan bawah. Aiko yag sangat pemalu di bandingkan Keiko Yang terlahir pemberani dan percaya diri. Karena lahir di kalangan atas, Aiko sangat hebat dalam semua pelajaran yang ada di sekolah khusus kendonya, dia bergurur pada Sakaki. Seorang pendeta muda yang berumur 15 tahun (Sakaki tidak botak,lohh....:).Keiko yang terlahir di kalagan bawah, wawasanya kurang. Dia kadang selalu menganggap Aiko itu sombong. Suatu hari, Aiko menemukan sepucuk puisi Haiku (Haiku= puisi khas jepang, yang berpola tiga baris,)yang menurutya sangatlah indah:
Himawari,(Himawari=bunga Matahari)
Dua batang kuning
Sebatang lagi layu
Sebatang lagi masih segar

Aiko sagat mengagumi puisi Haiku tersebut, karena menurutnya Haiku adalah lembaran-lembaran bermakna yang agung. Keiko menepuk pungggung Aiko "Hei-Aiko!.. apa yang kau lakukan dengan kertasku,.." Bentak Keiko agak galak, Aiko memberikan lembaran kertas itu pada Keiko,"Kupikir.. ini hilang, maaaaaaaaaf
.... sekali! tolong maafkan aku,.." kata Aiko Keiko akhirnya tersenyum "Kukira kamu adalah orag yang somobong, sebagai warga kalangan atas,.."bisik Keiko lirih. Aiko hanya tersenyum "Ngak- aku justru senang berbagi hak deganmu,.. aku tak bermaksud sombong, hanya aku takut kalau kau marah saat aku sapa,.." kata Aiko sambil menatap Keiko yang brjalan berbalik,"Sampai ketemu lagi, ya...Aiko-," katanya, Aiko berlari masuk ke dalam kuil. Walaupun sebenarnya Aiko ngak suka bau kuil, saat itu juga... Ibunya Keiko menabrak Aiko "Ah- maaf Aiko!.. ibu buru-buru!.." kata Ibunya Keiko,sepertinya tadi ibunya Keiko habis menangis, "Ada apa bibi Sachiie?..Keiko mana? " tanya Aiko, Ibunya Keiko menjawab sambil mendesah kacau "Keiko sudah meninggal,..." kata ibunya Keiko.Aiko terkesiap sejenak "Apa?..bukankah tadi siang dia masih bermain?.." kata Keiko.Ibunya Keiko mengeleng "Keiko sudah meninggal,.. karena berasal dari kalangan bawah.. dia mudah diincar,.." kata ibunya Keiko dengan suara agak datar. Megira Aiko sedang main-mai. "Tapi-.. oleh siapa?.." kata Aiko Ibunya Keiko meratap dingin. "Musuh-musuh keluarga Shaisho.. keluarga Morohoshii,.." katanya, Aiko berlari secepat-cepatnya, baju iiko (peramal) nya masih menempel di badanya, dan dia tak peduli, apakah musuh melihat dan menyekapnya, satu-satunya yang ingin dia teriakkan adalah satu nama yang membuat hidupnya tersiiksa, satu nama untuk persahabatannya dengan seorang anak dari kalangan bawah yang terakhir, awal prsahabatan yang bermula dan berakhir! "KEIKO!.." Nama kenangan itu mulai terucap di antara belah bibir nya yang tipis. Tapi tak ada yang menyahut, tentunya Keiko sudah meninggal!.. sekeras apapun Aiko berteriak Keiko tak akan pernah menyahutnya lagi, kecuali suatu saat nati! Pasti!

1 komentar:

Gilang Eksa mengatakan...

Ceritanya seru! bener-bener cool!